Sabtu, 20 Agustus 2011

JENIS DRAMA


Ada beberapa jenis drama tergantung dasar yang digunakannya. Dasar yang digunakanpun bermacam-macam. Dalam pembahasan berikut hanya digunakan tiga dasar, yaitu berdasarkan penyajian lakon, berdasarkan sarana, dan beberapa keberadaan naskah.
1.      Berdasarkan Penyajian Lakon
Berdasarkan penyajian lakon, sedikitnya drama dapat diberikan menjadi delapan jenis, yaitu tragedi, komedi, tragekomedi, opera, melodrama, farce, tablo, dan sendratari,
a.      Tragedi
Tragedi atau duka cerita adalah drama yang penuh kesediahan, masalahnya, pelaku utama dari awal sampai akhir pertunjukan selalui sia-sia (gagal) dalam memperjuangkan nasibnya yang jelak. Ujung cerita berakhir dengan kedukaan yang mendalam karena maut menjemput tokoh utama. Penontong seolah-olah ikut menanggung derita yang dialami pelaku utama. Oleh karena itu, tak jarang penonton ikut merasa sedih dan bahkan juga dapat menangis.
 b.      Komedi
Komedi atau suka cerita adalah drama penggeli hati, drama ini pehnuh kelucuan yang menimbulkan tawa penonton. Sebagian orang mengatakan bahwa komedi adalah drama gelak. Meskipun demikian, sama sekali komedi bukan lawak. Komedi tetap menuntut nilai-nilai drama. Gelak tawa penonton dibangkitkan lewat kata-kata. Kekuatan kata-kata yang dipilih itulah itu yang membangkitkan kelucuan. Kelucuan itu sering mengandung sindiran dan kritik kepada anggota masyarakat tertentu. Karena itu, bahan yang digunakan diambil dari kejadian-kejadian yang ada dalam masyarakat.
 c.      Trakomedi
Trakomedi adalah perpaduan antara drama tragedi dan komedi. Isi lakonnya penuh kesedihan, tetapi juga mengandung hal-hal yang menggembirakan dan menggelihkan hati. Sedih dan gembira silih berganti. Kadang-kadang penonton larut dalam kesedihan, kadang-kadang tertawa terbahak-bahak sebagai wujud rasa gelid an gembira.
 d.      Opera
Opera adalah drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik. Lagu yang dinyanyikan pemain satu berbeda dengan lagu yang dinyanyikan pemain lain. Demikian pula irama musik pengiringnya jenis ini mengemutamakan nyanyian dan musik, sedangkan lakonnya hanya sebagai sarana, opera yang pendek namanya operet.
 e.      Melodrama
Melodrama adalah drama yang dialognya diucapkan dengan iringan melodi/musik. Tentu saja cara mengucapkannya sesuai dengan musik pengiringnya. Bahkan kadang-kadang pemain tidak bicara apa-apa. Pengungkapan perasaanya diwujudkan dengan ekspresi wajah dan gerak-gerik tubuh yang diiringi musik. Asal usul melodrama sebenarnya opera. Dari opera yang dialog para pemainnya dinyanikan dan diiringi musik itu, lahir jenis melodrama.
 f.        Farce
Farce adalah darama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya dagelan, ceritanya berpola komedi gelak tawa dimunculkan lewat kata dan perbuatannya yang ditonjolkan dalam drama ini adalah kelucuan yang mengundang gelak tawa agar penonton merasa senang.
 g.      Tablo
Tablo adalah jenis drama yang mengutamakan gerak. Para pemainnya tidak mengucapkan dialog. Tetapi hanya melakukan gerakan-gerakan. Jalan cerita dapat diketahui lewat gerakan-gerakan itu. Bunyi-bunyian pengiring (bukan musik) untuk memperkuat kesan gerakan-gerakan dalam drama jenis ini kekuatan acting para pemainnya.
 h.     Sendratari
Sendari adalah gabungan seni drama dan seni tari. Para pemain adalah penari-penari berbakat. Rangkaian peristiwanya diwujudkan dalam bentuk  tari yang diirngi musik. Tidak ada dialog. Hanya kadang-kadang dibantu narasi singkat agar penonton mengetahui peristiwa yang sedang mengutamakan tari dari pada ceritanya. Cerita yang digunakan hanya sebagai sarana. Misalnya, sendratari Ramayana yang diiringi gamelan Jawa di Prambanan (Yogyakarta) terkenal sampai mancanegara.

BERDASARKAN SARANA
Berdasarkan sarana/alat yang digunakan untuk menyampaikan kepada pemikat (menonton, pemirsa, atau pendengar) drama dapat dibedakan menjadi 6 jenis yaitu : Drama panggung, Drama radio, Drama televisi, Drama Film, Drama wayang, Drama Boneka
a.      Drama panggung
Drama panggung dimainkan oleh para actor di panggung pertunjukan. Penonton berada disekitar panggung dan dapat menikmati secara langsung dengan cara melihat perbuatan para actor, mendengarkan dialog, bahkan dapat meraba kalau mau dan boleh.
 b.      Drama radio
Drama radio tidak bisa dilihat dan diraba, tetapi hanya bisa didengarkan penikmat, berbeda dengan drama panggung yang bisa ditonton para penonton, drama radio dapat disiarkan langsung dan dapat pula direkan dulu lalu disiarkan pada waktu yang dikehendaki bila mau dapat pula disiarkan berulang-ulang.
  c.      Drama televisi
Drama televisi dapat didengar dan dilihat (meskipun hanya gambar) hampir sama dengan drama panggung, hanya bedanya drama televisi tak dapat diraba. Drama televisi dana diterangkan langsung. dan dapat pula direkan dulu lalu disiarkan pada waktu yang dikehendaki bila mau dapat pula disiarkan berulang-ulang
 d.      Drama Film
Drama Film hampir sama dengan drama televisi bedanya, drama film menggunakan layer lebar dan biasanya dipertunjukkan dibioskop-bioskop dan penontonnya berduyun-duyun pergi kebioskop. Namun drama film dapat pula disaiarkan di studio televisi sehingga penonton daoat menikmati di rumah.
 e.      Drama wayang
Ciri khas tontonan drama adalah ada cerita dan dialog karena itu, semua bentuk tontonan yang mengandung cerita disebut juga drama, termasuk tontonan wayang kulit (jawa) atau wayang golek (sunda). Para tokoh digambarkan dengan wayang atau golek (boneka kecil) yang dimainkan oleh dalang.
 f.        Drama Boneka
Drama boneka hampair sama dengan wayang bedanya, dalam drama boneka para tokoh digambarkan dengan boneka yang dimainkan oleh beberapa orang. Bahkan, kalau bonekaknya besar (didalamnya ada orang) boneka itu dapat berbain sendiri tanpa dimainkan dalang.

BERDASARKAN ADA ATAU TIDAKNYA MASALAH
Berdasarkan ada atau tidaknya naskah yang digunakan, drama dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu drama tradisional dan drama modern.
a.      Drama Tradisional
Drama tradisonal adalah tontonan drama yang tidak menggunakan naskah. Kalau ada naskah, naskah itu hanya berupa kerangka cerita dan beberapa catatan yang berkaitan dengan permainan drama. Watak tokoh, dialog, dan gelak-geriknya diserahkan sepenuhnya kepada pemain. Dengan cara seperti ini resiko tentu saja besar. risiko gagal itu menjadi kecil kalau para pemainnya sudah banyak pengalaman. Ketoprak (Jawa Tengah), Ludruk (Jawa Timur) dan lenong (Betawi) adalah contoh drama tradisional.
 b.      Drama Modern
Drama modern menggunakan naskah. Naskah yang berisi dialog dan perbuatan para pemain itu benar-benar ditetapkan. Artinya, pemain itu benar-benar diterapkan. Artinya, pemain menghafalkan dialog dan berbuat atau melakukan gerak-gerik seperti yang tertulis dalam naskah. Dialog yang sudah dihafalkan itu lalui dicobakan dalam praktik, disertai gerak-gerik seperti yang dikehendaki naskah. Para pemain berlatih berulang-ulang sampai benar-benar bisa memerankan dengan penuh penjiwaan tokoh yang diperaninnya.

BEBERAPA ISTILAH DALAM DRAMA
Dalam membicarakan drama banyak kita jumpai istilah yang erat hubungannya dengan pementasan drama, antara lain sebagai berikut :
1.      Babak
Babak merupakan bagian dari lakon drama. Satu lakon drama mungkin saja terdiri dari satu, dua, atau tiga babak. Mungkin juga lebih. Dalam pementasan, batas antara babak satu dan babak lain ditandai dengan turunnya layer, atau lampu penerang panggung dimatikan sejenak. Bila lampu penerang dinyalakan kembali atau layer panggung yang menggambarkan setting yang berbeda. Baik setting tempat, waktu, maupun suasana terjadinya suatu peristiwa.

2.      Adegan
Adegan adalah bagian dari babak. Sebuah adegan hanya menggambarkan satu suasana yang merupakan bagian dari rangkaian suasana-suasana dalam babak setiap kali terjadi penggantian adegan tidak selalu diikuti dengan penggantian setting.
 3.      Prolog
Prolog adalah kata pendahuluan dalam lakon drama. Prolog memainkan peran yang besar dalam menyiapkan pikiran penonton agar dapat mengikuti lakon (cerita) yang akan disajikan. Itulah sebabnya, prolog sering berisi synopsis lakon, perkenalan tokoh-tokoh dan pemerannya, serta konflik-konflik yang akan terjadi di panggung.
 4.      Epilog
Epilog adalah kata penutup yang mengakhiri pementasan. Isinya, biasanya berupa kesimpulan atau ajaran yang bisa diambil dari tontonan drama yang baru saja disajikan.
 5.      Dialog
Dialog adalah percakapan para pemain. Dialog memainkan peran yang amat penting karena menjadi pengarah lakon drama. Artinya, jalannya cerita drama itu diketahui oleh penonton lewat dialog para pemainnya. Agar dialog itu tidak hambar, pengucapannya harus disertai penjiwaan emosional. Selain itu pelafalannya harus jelas dan cukup keras sehingga dapat didengar semua penonton. Seorang pemain yang berbisik, misalnya harus diupayakan agar bisikannya tetap dapat didengarkan para penonton.
 6.      Monolog
Monolog adalah percakapan seorang pemain dengan dirinya sendiri. Apa yang diucapkan itu tidak ditunjukkan kepada orang lain. Isinya, mungkin ungkapan rasa senang, rencana yang akan dilaksanakan, sikap terhadap suatu kejadian , dan lain-lain.
7.      Mimik
Mimik adalah eskpresi gerak-gerik wajah (air muka) untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain. Ekspresi wajah pemain yang sedang sedih tentu saja berbeda dengan ketika sedang marah.
 8.      Pantomin
Pantomin adalah ekspresi gerak-gerik tubuh untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain.
 9.      Pantomimik
Pantomimik adalah perpaduan ekspresi gerak-gerik wajah dann gerakan tubuh untuk menunjukkan emosi yang dialmi pemain.
 10. Gestur
Gestur adalah gerak-gerik besar, yaitu gerakan tangan, kaki, kepala, dan tubuh pada umumnya yang dilakukan pemain.
 11. Bloking
Bloking adalah aturan berpindah tempat dari tempat yang satu ke tempat yang lain agar penampilan pemain tidak menjemukan.
 12. Gait
Gait berbeda dengan bloking karena gait diartikan tanda-tanda khusus pada cara berjalan dan cara bergerak pemain.
 13. Akting
Akting adalah gerakan-gerakan yang dilakukan pemain sebagai wujud penghayatan peran yang dimainkannya. Bila gerakan-gerakan itu terlalu banyak, dinamakan over acting (laku lajak).
 14. Aktor
Aktor adalah yang dilakukan acting, yang pemain drama. Pengertian actor dapat menjangkau pemain pria dan wanita, khusus pemain wanita disebut aktris.
 15. Improvisasi
Improvisasi adalah gerakan-gerakan atau ucapan-ucapan penyeimbang untuk lebih menghidupkan pemeranan.
 16. Ilustrasi
Ilustrasi adalah iringan bunyi-bunyi untuk memperkuat suasana yang sedang digambarkan. Sering juga istilah ilustrasi ini diganti musik pengiring.
 17. Kontemporer
Kontemporer adalah lakon atau naskah serba bebas yang tidak terikat aturan atau kelaziman.
 18. Kostum
Kostum adalah pakaian para pemain yang dikenakannya pada saat memerankan tokoh cerita di panggung.
 19. Skenario
Skenario adalah susunan garis-garis besar lakon drama yang akan diperankan para pemain.
 20. Panggung
Panggung adalah tempat para actor memainkan drama. Biasanya dibuat lebih tinggi daripada tempat duduk penonton agar penonton yang duduk paling belakang pundapat menyaksikan apa yang dipergerakan actor di panggung.
 21. Layar
Layar adalah kain penutup panggung bagian depan yang dapat dibuka dan ditutup sesuai kebutuhan. Tidak semua panggung dilengkapi layer.
 22. Penonton
Penonton adalah semua orang yang hadir untuk menyaksikan pertunjukan drama. Penonton ada yang benar-benar berminat, penasaran, atau hanya sekedar iseng.
 23. Sutradara
Sutradara adalah orang yang memimpin dan paling bertanggung jawab dalam pementasan drama. Sutradara dapat disamakan dengan dalang wayang kulit dalam kesenian Jawa.


Arek Bayu One Community

Tidak ada komentar:

Posting Komentar